Kegiatan Berkebun dan Potensi Menurunkan Stress

Andry Waseso
2 min readFeb 21, 2022

--

Photo oleh: Lunalda Kanzeila

Di masa pandemi Covid19, kita diminta untuk tidak kemana-mana. Ada banyak kegiatan yang dipilih oleh masyarakat yang tinggal di rumah. Salah satunya adalah kegiatan berkebun atau aktivitas seputar tanaman lainnya.

Banyak yang menceritakan bahwa dengan berkebun atau bertani, mereka mendapatkan ketenangan. Secara intuitif kita akan mengatakan bahwa itu terjadi sebagai manfaat kita berdekatan dengan sesuatu yang alami.

Ada yang menjelaskan bahwa ada energi positif dari tanaman dan bumi yang memancar ke kita dan memberikan ketentraman. Ada juga yang menyebutkan aroma dari tumbuh-tumbuhan membuat kita merasakan kedamaian. Beberapa ahli bahkan menyarankan kita berbicara dengan tanaman agar mereka tambah subur dan kita juga mendapat efek “curhat” untuk melegakan hati.

Barangkali penjelasan-penjelasan tersebut ada benarnya. Untuk memperkuatnya, ada penjelasan lain yang juga menarik untuk kita cermati. Penjelasan ini terkait justru dengan realitas biologis yang menghubungkan kita, tanaman dan tanah tempat tanaman tumbuh.

Sejumlah penelitian mengkonfirmasi bahwa di dalam tanah ada sejenis bakteri yang bisa memasuki sistem biologis manusia lewat persentuhan kita dengan tanah dan tanaman. Saat bakteri tersebut masuk ke tubuh kita, maka mereka bisa memicu peningkatan kadar hormon serotonin. Hormon ini berperan dalam menciptakan rasa damai dan tenteram serta relaksasi yang kita alami saat bekerja dengan tanah dan tanaman.

Keberadaan Mycobacterium Vaccae, nama bakteri tersebut, dan potensi efeknya pada penurunan stress pada manusia baru diteliti sekitar 15 tahun belakangan. Studi eksperimental yang melibatkan injeksi bakteri tersebut ke tubuh baru dilakukan pada tikus (yang biasanya jadi salah satu awal mencobanya pada manusia).

Bagaimana pun, sejumlah ahli lintas bidang menduga bahwa bakteri tersebut bisa saja terhirup atau memasuki tubuh manusia lewat tangan (sebagaimana banyak mikroorganisme lainnya) yang menyentuh hidung atau tempat lain.

Mekanisme lengkapnya belum dipetakan secara utuh. Namun kita bisa melihat indikasi bahwa kegiatan berkebun dan bercocok tanam mungkin memang menghasilkan mekanisme biologis yang menguntungkan bagi kesehatan mental pelakunya.

Bakteri ini juga diduga tidak memiliki efek patologis (mendatangkan penyakit) pada manusia. Jadi jangan khawatirkan kegiatan berkebun Anda. Selama ini pun ada banyak bakteri lain di tubuh kita (baik yang sudah jadi penghuni tetap maupun yang baru masuk belakangan) yang juga menguntungkan, barangkali, Mycobacterium Vaccae salah satunya.

Mari membumi, menyentuh tanah yang melapisinya.

--

--